Refleksi Malam Kemerdekaan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang

Refleksi Malam Kemerdekaan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang




Jombang, Tribuntujuwali.com
Acara refleksi malam Hari Kemerdekaan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, di hadiri sejumlah tokoh terkemuka di antaranya Gus Ikin, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH. Dr. Mustain Syafi'i, Ketua Dewan Masyayikh Tebuireng, Prof. Dr. KH. Masykuri Bakri, Ketua Forum Rektor Perguruan Tinggi Swasta se-Indonesia sekaligus Ketua IKAPETE (Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng) se-Indonesia, serta KH. Ahmad Rafiudin dari Banten, pengasuh Ponpes Nurul Falah dan pimpinan MP3i Banten. H. Lukman, pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng, acara itupun tidak luput kehadiran santri  lebih-kurang 3.500  sabtu  Sabtu malam (16/08/2024)

Dalam acara tersebut, KH. Dr. A. Mustain Syafi'ie, M.Ag., menyampaikan sejumlah pesan penting moral yang di pandang wajib di miliki sebagai dasar menjadi manusia yang baik,dirinya mengingatkan bahwa ketika seseorang sudah menjadi pemimpin atau tokoh penting, tidak seharusnya mengejar popularitas dengan sering mengekspos diri.

"Kalian harus pintar dulu baru eksis, seperti Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari," tegasnya.

Pengasuh pondok pesantren terkemuka itu  menceritakan kisah kecintaan Hadratussyaikh terhadap surat al-Kahfi, yang menurutnya berisi kisah-kisah tokoh pemuda yang tangguh, konglomerat yang dermawan, ulama yang bijaksana, dan pejabat yang adil. KH. Mustain menekankan bahwa santri Tebuireng harus memilih salah satu dari tiga peran tersebut: menjadi orang alim yang bermanfaat, konglomerat yang dermawan, atau pejabat yang mensejahterakan.

"Santri Tebuireng harus dekat dengan Hadratussyaikh, salah satunya dengan menghafalkan surat al-Kahfi. Surat al-Kahfi adalah 'password' untuk nyambung ke Hadratussyaikh," ujar beliau dengan penuh keyakinan.

Lebih tegas kiyayi besar di Ponpes  Tebuireng itu menegaskan santri Tebuireng pantang menggunakan mahabbah atau sejenisnya, karena hal tersebut menunjukkan ketidakpercayaan diri.

"Jadilah diri sendiri, bentuklah diri sendiri sebaik mungkin sehebat mungkin," katanya.

KH. Mustain juga mengingatkan tentang pentingnya prinsip dalam kehidupan, dengan mencontohkan perjuangan Soekarno yang tidak gegabah dalam memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan lebih memilih menunggu fatwa dari Hadratussyaikh.

Mengakhiri pesannya, KH. Mustain menegaskan bahwa mayoritas pejuang kemerdekaan Indonesia adalah santri yang berjuang sepenuh jiwa dan raga.

 "Semoga kita bisa meniru jejak para kiai demi melanjutkan perjuangan beliau semua," tutupnya.

(Mulis)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال