Tpd9BSW5TUzlBSd5GUAlGfr6Td==
Menjadi Garam Dunia: Sebuah Refleksi dari Khotbah Pdm. Yusak Sinarta

Menjadi Garam Dunia: Sebuah Refleksi dari Khotbah Pdm. Yusak Sinarta

Daftar Isi
×
Menjadi Garam Dunia: Sebuah Refleksi dari Khotbah Pdm. Yusak Sinarta.

Badung,Tribuntujuwali.com
4 Februari 2024 - Pada ibadah Minggu di GBI Rock Satelit Kapal, Pdm. Yusak Sinarta menyampaikan khotbah yang berjudul "Menjadi Garam Dunia." Khotbah ini mengajak jemaat untuk merenungkan bagaimana mereka dapat menjadi garam dalam dunia yang penuh dengan berbagai tantangan dan permasalahan.

Pdm. Yusak mengawali khotbahnya dengan menjelaskan bahwa garam memiliki dua fungsi utama: memberi rasa dan mengawetkan. Dalam konteks kehidupan Kristiani, garam melambangkan pengaruh positif yang dapat diberikan oleh orang percaya kepada dunia.

Menjadi garam dunia, menurut Pdm. Yusak, tidak dapat dilakukan dengan cara yang sembarangan. Diperlukan integritas, yaitu menjaga perkenanan Tuhan dan melayani dengan tulus. Hal ini diteladankan oleh Yusuf Melayani orang orang yang sama sama menjadi tahanan dipenjara bawah tanah (ketulusan & rendah hati) membuat Yusuf dikaruniai kasih karunia melimpah Kej.40:3-6,23 ; kej.41:13-16.

Yusuf, meskipun mengalami berbagai penderitaan dan ketidakadilan, tetap menjaga perkenanan Tuhan dengan hidup dalam integritas. Ia tidak membalas dendam atau tergoda untuk melakukan dosa. Keteguhan Yusuf ini membawanya pada posisi yang terhormat dan memungkinkan dia untuk menjadi berkat bagi banyak orang.

Selain integritas, Pdm. Yusak juga menekankan pentingnya melayani dengan tulus. Yusuf melayani Potifar dan Firaun dengan segenap hati dan tidak mencari keuntungan pribadi. Sikapnya ini membawa dampak positif dan mendatangkan berkat bagi orang-orang di sekitarnya.

Pdm. Yusak mengingatkan jemaat bahwa apa yang mereka tabur dalam hidup ini tidak akan sia-sia. Tuhan akan memperhitungkan setiap perbuatan dan memberikan upah yang setimpal. Oleh karena itu, penting bagi jemaat untuk memiliki sikap hati yang benar dan tulus di hadapan Tuhan agar mendapat perkenanan dan dapat menjadi garam yang membawa pengaruh positif bagi dunia.

Ibadah Minggu ini ditutup dengan perjamuan suci yang dipimpin oleh Pdp. Richie Setiawan. Perjamuan suci ini menjadi momen refleksi bagi jemaat untuk merenungkan kembali makna pengorbanan Yesus Kristus dan komitmen mereka untuk hidup sebagai garam dunia.

(AR81)

0Komentar

Special Ads
Special Ads
Special Ads