Tpd9BSW5TUzlBSd5GUAlGfr6Td==
Rata Bagi Kue, PT Sinar Continental "Tak Pernah Gentar" Dengan Soal Hukum

Rata Bagi Kue, PT Sinar Continental "Tak Pernah Gentar" Dengan Soal Hukum

Table of contents
×
Rata Bagi Kue, PT Sinar Continental "Tak Pernah Gentar" Dengan Soal Hukum

Kota Cimahi, Tribuntujuwali.com
"KEBAL HUKUM" mungkin itu dua patah kata yang terlintas ketika kita kembali membahas tentang sebuah pabrik textile di Jl. Industri II Cimahi, PT Sinar Continental.

Bagaimana tidak, pelanggaran demi pelanggaran yang dibuat oleh PT itu bertahun-tahun lamanya tak kunjung membuatnya diperiksa, apalagi sampai disegel.

Secara AKAL SEHAT,  rasanya tak mungkin, pihak dinas-dinas terkait tak mencium kebobrokannya, KECUALI  memang sengaja "menutup hidung, mata dan telinga" dari kebusukannya.

Mulai dari masalah perekrutan karyawan hingga pengelolaan limbah B3 asal-asalan yang jelas-jelas nyata pelanggarannya tak membuat pabrik gentar, seakan-akan mulut-mulut tuan berdasi yang duduk di kursi dinas-dinas pemerintah terkait bungkam dan membisu. Ada apa gerangan? 

Kuatnya dugaan gratifikasi (jatah preman -red) yang disediakan pabrik adalah jawaban yang pantas. Bukan hanya opini, dari beberapa narasumber yang mengetahui pasti akan hal itu, jelas menunjukan bukti-bukti nyata adanya pembagian kue yang rata disetiap lini instansi dan dinas pemerintahan.

Kita tidak akan membahas soal pasal lagi, karena beribu-ribu pasal pun yang jelas dilanggar akan kalah oleh kekuatan japrem dan tentunya ORANG DALEM bekingan pabrik.

Mungkin PT Sinar Continental GRUP (ada beberapa cabang -red) bukan satu-satunya pabrik yang melakukan pelanggaran, TAPI PT Sinar Continental sepertinya salah satunya pabrik yang "berani" dan tak tersentuh hukum walaupun sudah tenar.

Pro-kontra terkait pabrik ini terus bergulir bagaikan dua mata pisau, namun pihak media tak akan henti-hentinya bersuara untuk membongkar praktik-praktik kebusukan di PT Sinar Continental, bukan karena justifikasi  tapi jika kebohongan terus-terusan dipertontonkan orang-orang tak peduli lagi dengan kebenaran, sampai kapan akan dibiarkan?

Ada sebuah pepatah lama yang mungkin mereka lupa, "Sepandai-pandainya tupai melompat, satu waktu akan tejatuh juga".


(Tim )

0Comments